Mengenai Saya

Foto saya
'We want freedom!' My name is EDOWAY YUNUS, I am a West Papuan independence leader and chairman of the KK-AMP-JOGYA. My village was bombed Killed So Many Thousand Of My People Of West Papuans Indigenous Small Groups by Indonesia Military Occupations when I was a child and many of my family were killed. Later, I began to campaign peacefully to free my people. For this 'crime' I was arrested, tortured and threatened with death. My seniors Of AMP Organizations Was Managed That Organizations and Iwas Follows This Organization in 2003 In Java I managed to escape to JAVA & BALI AN INDONESIAN , where I now live in exile. Many of my people are still suffering. They have been killed, raped and tortured. Life is hard for them. All we are asking for is the freedoms that you enjoy every day - the freedom to speak your mind, to live without fear and to choose your own government. Please hear my peoples' cry for help. Please support the Free West Papua Campaign. TO DAYS IT'S FOR GIVING FREE.

Pengikut

Jumat, 20 Februari 2009

PAPUA

Kejahatan Milisi
--------------------------------------------------------------------------------

Di Jayapura, Intelijen Indonesia Diberi Makan Oleh Kaum Migran
By WPRNANews
Aug 7, 2005, 14:52


WPRNA NEWS – West Papua Revolutionary News Agency


Intel Indonesia
Jayapura – (WPRNANews) – RIBUAN Intelijen TNI/POLRI dari berbagai kesatuan yang saat ini tersebar di setiap sudut kota Jayapura dalam rangka menyebar Teror dan Penipuan terkait kegiatan 15 Agustus 2005 ternyata diberi makan oleh Kaum Migran. Mereka makan-minum secara gratis di tiap kedai, warung, dan restaurant (rumah makan) yang tersebar sepanjang Doyo sampai Pasir Dua.

WPRNANews sempat melihat beberapa Orang Intelijen Indonesia yang sarapan, makan siang maupun makan malam di beberapa warung di Sentani, Abepura dan Entrop. Mereka tidak bayar ongkos karena telah membuat kesepakatan dengan pemilik warung.

Kejadian yang sama disampaikan oleh warga Entrop dan Hamadi yang menyaksikan kerjasama TNI/POLRI dan Migran Pendatang. Ketika berbincang-bincang dengan WPRNANews, mereka menilai bahwa kerjasama TNI/POLRI dan Migran Pendatang menunjukkan bahwa TNI/POLRI adalah pelindung Migran Pendatang.

”Slogan Ksatria Pelindung Rakyat sebenarnya perlu diperjelas, karena Rakyat yang dimaksud dalam slogan itu adalah Rakyat Pendatang, bukan Rakyat Papua,” ujar seorang pemuda Gereja di Hamadi kepada WPRNANews.

Sampai berita ini diturunkan, Intelijen TNI/POLRI sedang menjalankan tugasnya. Mereka sibuk mengincar para aktivis Mahasiswa Papua dan Rakyat Jelata yang Pro Papua Merdeka. Konsentrasi mereka dipusatkan untuk menggagalkan A-15 atau membelokannya ke arah tindakan kriminal versi hukum kolonial. Dan, Migran Pendatang menjadi mitra mereka yang paling setia.©wprnanews

© Copyright 2003-2005 by watchPAPUA

Tidak ada komentar: