Mengenai Saya

Foto saya
'We want freedom!' My name is EDOWAY YUNUS, I am a West Papuan independence leader and chairman of the KK-AMP-JOGYA. My village was bombed Killed So Many Thousand Of My People Of West Papuans Indigenous Small Groups by Indonesia Military Occupations when I was a child and many of my family were killed. Later, I began to campaign peacefully to free my people. For this 'crime' I was arrested, tortured and threatened with death. My seniors Of AMP Organizations Was Managed That Organizations and Iwas Follows This Organization in 2003 In Java I managed to escape to JAVA & BALI AN INDONESIAN , where I now live in exile. Many of my people are still suffering. They have been killed, raped and tortured. Life is hard for them. All we are asking for is the freedoms that you enjoy every day - the freedom to speak your mind, to live without fear and to choose your own government. Please hear my peoples' cry for help. Please support the Free West Papua Campaign. TO DAYS IT'S FOR GIVING FREE.

Pengikut

Jumat, 20 Februari 2009

INDONESIA BANTAH INTELIJEN DI AUSTRALIA

Indonesia Bantah Lakukan Operasi Intelijen di Australia
Sabtu, 29 November 2008 | 09:28 WIB
http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7894291452021225662&postID=2247217706142290289

TEMPO Interaktif, Jakarta: Indonesia memastikan bahwa dua lagi warga Papua yang mencari suaka yang tiba di Cape York, Australia, dua tahun silam akan kembali ke Papua.

Namun, Departemen Luar Negeri Indonesia menyangkal proses pemulangan kembali (repatriasi) itu merupakan bagian dari operasi intelijen di Australia.

Sekitar dua minggu silam pencari suaka Yunus Wanggai dan anak perempuannya Anike tiba-tiba raib dari tempat-tempat yang biasa mereka kunjungi yang membuat keluarga dan kerabat mereka melaporkan Yunus dan anaknya telah menghilang.

Seperti yang dilaporkan ABC News, Sabtu (29/11), pernyataan dari sebuah sumber menyebutkan keduanya dipaksa meninggalkan Australia oleh agen-agen intelijen Indonesia di Australia.

"Hal itu sama sekali tidak benar. Itu merupakan kebohongan yang dicari-cari untuk mendiskreditkan Pemerintah Indonesia," ujar Faizasyah kepada Tempo lewat sambungan telepon.

Menurutnya, Yunus dan anaknya pemegang visa sementara yang dilindungi oleh Pemerintah Australia. "Jadi tak masuk akal jika orang yang dilindungi Australia dapat menjadi target operasi intelijen Indonesia," ujarnya.

Faktanya, kedua orang tersebut yang mendatangi Kedutaan Besar Indonesia di Canberra. "Pemerintah Indonesia wajib melindungi warganya," tutur dia.

Yunus dan Annike kini berada di Canberra dan sedang mempersiapkan kepulangan mereka ke Papua. "Yunus Wanggai dan anaknya diharapkan tiba di Papua dalam yang sangat waktu dekat," ucap Faizasyah menambahkan.

BOBBY CHANDRA
http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7894291452021225662&postID=2247217706142290289
Topik :
Suaka Politik Departemen Luar Negeri

Tidak ada komentar: